Wednesday, September 4, 2019






Kado 40 Hari di Negara Timur



Assalammu’allaikum wr.wb..
Bulan ini tepat setahun kepulanganku dari tanah suci dan menjelang bulan ini entah kenapa banyak sekali kejadian yang meyakinkan ku untuk benar-benar menulis kisah ini, di tulisan ini murni aku hanya ingin berbagi kisah dan kasih tanpa niatan menggurui yang membaca maupun pamer, karna disini aku juga bukan anak yang dilahirkan dari seorang ustad atau ahli agama lainnya, yang bisa dibilang keluargaku bukan keluarga yang mengerti tentang agama,  tetapi alhamdulillah diberi kesempatan sama Allah swt melaksanakan rukun islam yang kelima, jadi disini anggap saja aku cuma orang awam yang ingin bercerita tentang pengalamannya versi aku sendiri dan ingin belajar menjadi lebih baik, dan berharap tulisan ini membawa manfaat bagi kalian yang membaca, aamiin

Tanggal 20 Juli 2018, adalah tanggal dimana aku dan keluarga ku (kami berempat) berangkat melangkahkan kaki keluar rumah untuk memenuhi panggilan ke tanah suci, 6 tahun kami menunggu alhamdulillah masih diberi cukup umur untuk bisa melaksanakan ibadah ini, aku didaftarkan oleh ibuku saat aku masih kuliah tahun 2012, tahun dimana aku sedang pertukaran pelajar di negeri gajah putih. Bisa dibilang yang paling niat memang ibu ku, ini adalah cita2nya saat beliau masih SMP, beliau sendiri yang cerita padaku, beliau mendaftarkan aku, saudara kembar laki-lakiku dan bapakku, iya kami berangkat ber-4. Kabarnya Kabupaten bogor adalah daerah yang paling cepat menunggu keberangkatan hajinya dibandingkan daerah lain yang harus menunggu hingga belasan tahun, dan infonya jika kita telah melaksanakan haji kemudian ingin mendaftar haji kembali harus menunggu 10 tahun lagi untuk bisa daftar, ditambah 6 tahun untuk jatah kabupaten bogor, berarti 16 tahun untuk aku bisa kesana lagi (silahkan boleh dikoreksi jika aku salah).

Kami tidak langsung diberangkatkan ke tanah suci pada hari itu, melainkan kami dikumpulkan dulu di Embarkasi Bekasi tanggal 20 Juli, kami bermalam dulu disana. Banyak yang harus dipersiapkan sebelum kami benar2 berangkat, banyak tantangan dan banyak juga ujiannya. Iya jadi, sebelum berangkat itu, beberapa bulan sebelumnya kami harus menyiapkan mental dan fisik yang kuat, dan tentunya mengikuti manasik haji, dimana waktu itu untuk aku yang masih bekerja diperusahaan swasta sulit untuk bisa membagi waktu, aku masih bekerja di Bekasi-jakarta, sedangkan manasik di daerah tempat tinggalku daerah Kecamatan Ciawi. Di bulan terakhir menjelang keberangkatan aku jadi banyak ijin dan akhirnya memutuskan untuk resign biar aku bisa lebih fokus untuk persiapan haji ini. Belum lagi harus meninggalkan adik-adikku yang masih sekolah selama sebulan lebih.

Menurutku benar adanya kalau niat baik itu ada aja ujian atau cobaannya, mulai dari dalam sendiri kayak perdebatan dalam keluarga, bagaimana menitipkan adik2 selama ditinggal, terus tiba2 ragu, jadi lebih emosional atau bahkan dari luar yang waktu itu sempat mobil kami disrempet pas perjalan dari rumah ke daerah Pemda Kabupaten Bogor untuk kumpul sama jemaah lainnya ke Embarkarsi Bekasi. Semua itu balik lagi keniat awal kita, yang sungguh2 atau tidak. Kunci yang aku pegang selama menjalankan rangkaian untuk melaksanakan ibadah ini adalah sabar yang benar2 sabar, paksa diri untuk selalu berlaku ikhlas dan berdoa untuk dijauhkan dari segala penyakit hati.

Persiapan Haji.




Perlu diketahui untuk mendaftarkan diri ibadah haji ini, kita bisa datang lansung ke kantor DEPAG daerah kita, ke bank Syariah atau bisa juga lewat KBIH, biasanya dibantu untuk dokumen2 apa saja yang harus dipersiapkan untuk bisa daftar haji, tentunya tabungan untuk haji, paspor, KTP, KK, Foto diri, atau lebih lengkapnya bisa tanya langsung untuk lebih jelasnya surat2 apa aja yang harus diisi dan administrasi apa aja yang harus dilengkapi. Dan perlu diketahui juga untuk paspor daftar haji itu ada bedanya lhoo sama paspor untuk beasiswa ke LN atau sekedar jalan2, jadi waktu mau daftar pembuatan paspor itu pas diwawancara paspornya mau buat apa, kita jawab buat haji, karna nanti akan ada penambahan nama/ Full Name of Bearer di halaman paspor kita yaitu nama kita disambung dengan nama ayah kita.  Waktu itu aku buat paspor kebetulan sekalian pas buat pertukaran pelajar ke Bangkok, jadi tinggal bilang buat exchange sama haji, gitu guys. Hehe. Dan untuk daftar Haji pastinya kita akan diarahkan tabungannya ke Syariah dan tentunya DEPAG yang  ikut mengurus.

Ketika kita sudah selesai mendaftar, nanti dari kantor DEPAG kasih tau kita harus nunggu berapa lama untuk panggilan jadwal keberangkatan haji, misal waktu itu kita dikasih tau tahun 2015, pas kita kesana lagi masih suruh nunggu, dan ternyata 3 tahun lagi yaitu tahun 2018 kita baru suruh ngurus berkas2 lagi sama mengikuti jadwal pelatihan manasik Haji, untuk tanggal pastinya kita dikasih tau saat manasik atau ke kantor DEPAG (saranku kita harus sering2 update info dari DEPAG, apalagi kalo kita Haji Mandiri gak pake KBIH, soal haji mandiri akan aku jelasin di paragraph lain). Kalau kita udah tahu jadwalnya, sebisa mungkin kita ikut, karna itu penting banget berkaitan sama materi2 dan pelatihan yang harus kita ketahui dan kita lakukan selama rangkaian Haji.

Oke, disini aku akan tulis materi apa aja yang aku dapat selama mengikuti manasik Haji, tapi maaf aku lupa gak nyantumin nama2 Ustad yang ngasih materi ini ya, dan gak semua materi aku tulis karena beberapa pemateri memberikan materi menggunakan Bahasa sunda yang halus banget (aku gak begitu paham artinya) dan ini cuma catatan note di HP aku waktu itu:

-09 Juni 2018
Tujuan Haji yang harus kita ketahui:
1.       Mendoakan Orang Tua
2.       Mencari Ridho Rahmat Allah
3.       Mencari Syafaat Rasulullah SAW
Haji adalah penyadaran diri di Tanah Arafah karena ditempat ini adalah tempat awal peristiwa Adam dan Hawa. Selama Haji kita harus merenungkan diri bahwa kita hanyalah manusia, manusia adalah makhluk Allah yang selalu berkeluh kesah, jadi kita tidak boleh sombong, karena hewan saja tidak berkeluh kesah.
Haji ada 3 Macam:
1.Haji Ifrad (Melakukan Haji terlebih dahulu kemudian baru Umroh)
2.Haji Tamattu (Melakukan Umroh dahulu kemudian baru Haji)
3.Haji Qiran (Melakukan kegiatan Haji dan Umroh secara bersamaan)
Saat melakukan ibadah Haji kita diwajibkan membaca Tabliyah (khusus saat Haji dan Umroh) sampai wukuf, kemudian tawaf mengililingi Ka’bah (saat tawaf wajib membaca Do’a, meminta sama Allah, tidak diwajibkan membaca doa dari buku manasik yang biasanya dikalungkan, bahkan boleh dzikir atau hanya mengucapkan Allah saja saat mengelilingi Ka’bah, tetapi jangan menggunakan Bahasa lain seperti Bahasa Indonesia), saat tawaf jangan membelakangi Ka’bah, lengan kiri menghadap Ka’bah, bagi wanita tidak boleh menggunakan cadar atau penutup muka. Dzikir tidak boleh menggunakan Bahasa lain, intinya yang menjadi tolak ukur tawaf adalah langkah kaki 7 keliling, tidak boleh diam.
Rukun Haji:
1.       Niat
2.       Tawaf 7x
Selama tawaf tidak boleh menyentuh kabah karna Ka’bah diberikan parfum pada kiswahnya, jika menyentuhnya wajib membayar DAM (450 Riyal/ sekitar Rp 2,5 juta), boleh menyentuh Ka’bah setelah Tawaf selesai. Jika membelakangi ka’bah, wajib menambah putaran langkah yaitu mengulangi putaran yang hanya saat membelakangi kabah, tidak keseluruhan.
Selesai tawaf boleh melakukan solat sunnah.
3.       Wukuf
Melakukan wukuf ke Arafah, malam mengambil batu untuk lempar jumrah ke musdalifah, melontarkan jumrah lalu tahalul, kemudian ke Masjidil Haram untuk Tawaf Wada
Perihal Salat sunnah: Solat sunnnah bisa dilakukan di dekat Makam Nabi (Raudhah) di Masjid Nabawi, Madinah. Di Masjidil Haram kita bisa mengqada sholat yang pernah kita lalaikan (missal subuh cukup dengan 2 rakaat sunnah, niat qadaan untuk sholat wajib yang ditinggalkan). Kita boleh melakukan solat sunnah si Makkah Masjidil Haram 24 jam, tapi di Madinah setelah ashar dan subuh tidak boleh. Selama melakukan rangkain ibadah Haji perbanyak sholawat, terlebih saat di Masjidil Haram. Kita bisa mendownload aplikasi Haji Pintar 2018 di playstore untuk belajar dirumah.

-10 Juni 2018
Silahkan untuk memahami ayat2 haji di Al-Qur’an yaitu Al Baqarah 196-203, Ali Imran 96-97. Dalam ayat- ayat tersebut diterangkan untuk menghayati setiap apa yang dilaksanakan dalam ibadah haji.
*Makna hikmah dan filosofi ibadah haji:
Safa: Bersih bening, apapun usaha itu harus diawali dari yang bersih
Marwah: Panen
Sai, Tawaf dan lempar jumrah 7x: Orang tua usaha dan anak yang mendapatkan hasil
*Tempat-tempat Do’a yang mustazam:
Ka’bah, Rukun yamani, Hajar aswad, Makam Ismail, Saat minum zamzam, makam Ibrahim, safa, marwah, mina (Biarkan hajar aswad yang mencium kita)
Haji adalah maket atau miniature akhirat. Saat Haji kita harus berhusnudzon pada Allah, dosa besar jika dalam hati berkata “apakah Allah mengampuni dosa kita atau tidak”, hati2.
Niat Umroh : Labaikkallah humma umrotan
Untuk wanita dilarang senyum dengan orang Arab karena itu aib dan dianggap murahan.
Miqat: Tempat start pelaksanaan umroh
Baitul Makmud: Kabah yang berada dilangit ke 7
Jarak langit pertama dan kedua: 500 th
Luas tanah Haram 550 Km
Benda-bebda dari surga: Harjar aswad dan makan nabi Ibrahim
Setelah tawaf melakukan solat sunnah tawaf 2 rakaat membaca surat al ikhlas dan al kafirun

-14 Juni 2018
Yang perlu diperhatikan selama haji:
Selama ibadah 40 hari diusahakan membawa 40 sachet oralit, makan apa saja yang ada, jangan pernah meninggalkan barang berharga, buku kesehatan harus dibawa, Paspor akan dibagikan di asrama haji keberangkatan, membawa label untuk paspor dengan nama rombongan.
Gelombang 1 ke Madinah:
Pakai baju biasa, semua baju dan barang diberI kode, kegiatan selama 8 hari, kemungkinan membeli makanan di luar dzuhur, ashar dan magrib, Masjid Nabawi menghadap ke selatan, harus menunggu pulang Bersama, karena wanita dan pria di pisah, Di Masjid Nabawi ada raudhah dekat makam Muhammad (doa mustajab) untuk putri di waktu dhuha, jika sudah solat usahakan telunjuk tetap berdiri agar tidak diganggu.
Rangkaian pelaksanaan umroh dan Haji : Bis dari Madinah ke Makkah 5 jam, wanita baju bebas putih dan laki-laki menggunakan ihram, kuku dipotong, semua rambut dipotong, mandi sempurna, menggunakan parfum, kemudian niat “labbaik Allahumma Umrotan” dan tidak boleh berkegiatan yang lain. Umroh biasanya malam hari, agar solat wajib tidak di potong dengan tawaf 7x, gunakan karet gelang untuk menghitung tawaf saat sudah jalan. Do’a dalam tawaf tidak ada yang wajib. Setelah tawaf kemudian menjalankan Sa’I (Safa kemarwah 1, marwah safa 2, berakhir di Marwah),, untuk laki-laki saat Sa’I bertemu lampu hijau, diusahakan untuk lari-lari kecil, untuk wanita berjalan biasa saja, kemudian tahalul, cukup ditarik rambutnya untuk wanita, dilarang membuka jilbab, ketika masuk 8 Dzulhijah nanti ada yang ke mina (hanya Mabid) dan ada yang ke arafah (lebih langsung ke arafah). Wukuf dimulai setelah dzuhur sampai maghrib, arafah adalah tempat do’a mustajab. Tanggal 9 ke Muzdalifah dengan bis, dimulai abis magrib. Angin disana dingin, mencari kerikil juga mudah, solat magrib isya’ di jama’. Dari Muzdalifah ke Arafah berangkat malam atau subuh yang penting Mabid, dari Mina ke tempat lempar jumrah sekitar 8 Km dengan jalan kaki. Berangkat dan keluar dengan jalur yang berbeda. Tahalul haji wajib potong rambut. Saat tawaf haji tidak boleh berkumpul laki-laki dan perempuan. Ada bis gratis dari Hotel ke Masjidil Haram. Setelah tawaf haji dan sai Haji, tunggu kepulangan. Malam tawaf Wada atau tawaf pamitan, setelah itu tidak boleh ke masjidil Haram, kemudian kembali ke Hotel. Di Indonesia biasanya haji Tamattu dulu, yaitu muroh dulu baru haji, maka wajib membayar DAM, siapkan 400 Riyal/orang atau 1200 Riyal/4orang. Akan ada piknik ziarah, diluar paket Haji, diberi bekal pemerintah 1500 Riyal. Sebelum niat dan pakai ihram boleh memakai wewangian. Rambut boleh rontok dan tidak bayar DAM kalua tidak di sengaja seperti disisir selama 4 Hari.
Rukun Haji: Niat Haji, wukuf di Arafah, tawaf Ifwada, Sa’i, tahalul (Jika sudah lempar jumrah tidak tahalul lagi), miqat haji di hotel masing2
Rukun Umroh: Miqat di Bir Ali
Syarat Tawaf: Suci dari hadas besar kecil, menutup aurat, ganti tahiyatul masjid dengan tawaf sunnah
Do’a yang diwajibkan saat Haji: minum air zam-zam, talbiyah, melihat kabah, niat haji/umrah, masuk masjid, niat tawaf

-29 Juni 2018
Haji adalah wukuf di arafah tanggal 9 dzulhijah (dzuhur sampai maghrib atau dapat malam saja itu sah saat maghrib). Rukunnya ke Muzdalifah mengumpulkan batu. Wajib ke Mina, sudah waktu Idul Adha, tanggal 10 Dzulhijah melontar jumroh Aqobah yang Kubro dari sebelah kiri (bisa di wakilkan). Kemudian melakukan Wajib Tawaf. Kemudian melakukan Rukun Sa’i. Haji yang Mabrur tidak terkontaminasi dosa dan berbekal ilmu.

-1 Juli 2018
Haji tidak ada Qadanya, wajib haji seumur hidup sekali. Jika sudah Haji kemudian murtad, dia tetap Haji, tapi solat tetap harus di Qada. Dengan Haji, dosa besar dosa kecil yang bertalian bisa dihapus, misal jika memiliki hutang tetapi belum dibayar kemudian mati saat haji, hutangnya menjadi gugur tidak ditanyakan. Saat keluar rumah selangkah untuk menunaikan Haji maka dilebur keburukannya dan dituliskan kebaikannya.
Ikuti aturan di Arab. Saat minum zamzam sambil berdiri, injak jempol kiri dengan jempol kanan dan menghadap Ka’bah sambl berdo’a. Bagi yang membaca Al Ikhlas 1000x di Arafah, do’a dikabulkan oleh Allah, bisa dicicil sambil istirahat, jangan dibaca terlalu cepat. Saat berangkat ke Arafah Allah bangga, kita tidak boleh sombong atau Ria. Saat tawaf, untuk wanita rambut tidak boleh terlihat walaupun 1 helai, karena tawaf tidak sah. Saat Wukuf di Arafah mintalah pengampunan karena penuh dosa. Ketika jamaah Haji melempar Jumrah, ganjarannya hanya Allah yang tau dan dibalas saat kiamat. Saat tahalul bagi laki-laki yang dicukur semua, rambutnya bisa menjadi cahayanya, tahalul bisa dilakukan sendiri. Melempar jumrah pada tangal 11,12,13 dzulhijah, seleseikan tiap harinya. Qada pada tanggal 14 dzulhijah, kecuali mewakilkan. Saat wanita Haid, haram untuk tawaf dan tidak boleh berada di Masjidil Haram, Tidak Sa’i, tapi langsung wukuf niat Haji (Haji Qiran). Saat Ihram tidak boleh mandi memakai sabun karena tidak boleh ada wewangian cukup dengan air saja. Jika ketiduran padahal sudah harus memakai Ihram maka wajib membayar dam. Niat Haji/Umrah dimulai dari Yulamlam.

-8 Juli 2018 (K.H Saefudin Zuhri)
Haji adalah niat ibadah wukuf di Arafah dilengkapi tawaf, sai, dan tahalul. Wukuf adalah berdiam diri di Arafah untuk merenungkan diri dan mengenal Allah SWT, mengoreksi dosa dan taat kepada Allah. Tawaf adalah keliling samping kanan Ka’bah, karena Ka’bah ada disebelah kiri, keliling sebanyak 7x. Sa’i yaitu berjalan dari safa ke marwah, merenungkan kasih sayang ibu kita, mencari kehidupan putra putrinya, merupakan kisah Siti Hajar mencari air zamzam untuk putranya Ismail, disini kita membaca do’a untuk orang tua. Tahalul yaitu membebaskan diri dari yang diharamkan saat Ihram, kecuali hubungan suami istri. Tahalul Sani: Membebaskan keseluruhan tanpa kecuali. Nafar adalah rombongan jamaah haji yang berada dimina saat tanggal 11,12,13 dzulhijah. Nafar Awal yaitu tanggal 11,12,13 dzulhijah tidak kembali ke mekah atau langsung pulang. Nafar Sani yaitu Rombongan jamaaf haji yang berada di mina saat tanggal 11,12,13 dzulhijah dan bermalam. Dam adalah darah yang mengalir dari hewan yang kita sedekahkan atau menyembelih seekor kambing. Denda yang makani yang dibayar oleh jamaah Haji adalah yang hajinya haji tamattu (umroh dulu baru haji di bulan haji) dan haji Qiran yang menjalankan umroh dan haji bersamaan, dan jika melanggar aturan haji membayar fidyah untuk membayar kelupaan (10 Riyal missal untuk membayar tukang bersih-bersih). Jumrah artinya Bara api terdapat dalam kisah Nabi Ibrahim yang akan menyembelih Ismail namun dihalangi oleh Iblis.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
*wanita harus menjaga betul aurat dari wajah sampai kaki, saat ihram bapak2 tidak boleh menggunakan dalaman, dan ibu-ibu tidak boleh menggunakan masker tetapi bapak2 boleh pakai masker dan sandal yang penting mata kaki tidak tertutupi, ikat pinggang dan jam boleh dipakai ihram karena bukan pakaian tapi aksesoris
*Haji Ifrad (haji dulu baru umrah)
*Disunnahkan mencukur semua rambut dan area bulu sebelum menggunakan ihram
*Jika menggunakan pelembab, niatnya untuk mengobati bukan yang lain dan dipakai sebelum ihram
*di Mekah dan di Madinah jangan pernah suudzon, jangan pelit dan tidak mengeluarkan kata kotor
Jika do’a tidak hapal tidak apa2 karna hukumnya sunnah, yang penting syarat sah tawaf dipenuhi, hafalin do’a putaran tawaf ke 3, Jangan pernah meminta ke Ka’bah minta ke Rabb/Allah SWT karena itu syirik. Hati2, membawa uang secukupnya, jangan semuanya, jangan disatukan dengan paspor, taro dikantong belakang. Ambil Miqat di bir Ali dan Makani.
Tanda-tanda pulang Haji Mabrur:
1.Ibadah semakin tekun
2.Ketika ada dirinya rasa peduli terhadap sekitar semakin bertambah

Nah itu semua adalah rangkaian materi yang aku dapat selama mengikuti Manasik, mungkin kalau mau dibaca untuk yang lebih diperhatikan di tanggal yang 10 Juni dan yang terakhir tanggal 8 Juli 2018 oleh KH. Saefudin Zuhri. Dari semua pemateri, pemateri yang menurut kami paling bisa dipahami adalah KH. Saefudin Zuhri, dan sayangnya beliau sudah berpulang ke Rahmatullah pada hari Rabu Malam, tanggal 28 Agustus 2019 kemarin, dan kita baru tau tepat awal September kemarin, waktu mau antar adik kembar aku untuk belajar ngaji disana, dan ternyata istri beliau juga sudah meninggal 3 bulan sebelumnya saat hamil 4 bulan, dan mereka meninggalkan 11 anaknya yang masih kuliah dan masih belajar di pesantren. Sedikit bercerita tentang beliau, beliau ini adalah Ketua MUI Kec. Ciawi, dan sewaktu kami berangkat Haji, kami menitipkan Adik tengah kami Hanum untuk tahfiz dan belajar ngaji sama beliau dan istrinya. Dan mungkin memang yang paling berkesan untuk adik Hanum ini, karena banyak berjasa dalam memberikan ilmu dan terakhir bertemu sebulan yang lalu untuk meminta nasihat sebelum Hanum memutuskan untuk lanjut tahfiz di pesantren lain atau lanjut kuliah. Kebetulan Hanum ini sudah kuliah di Jawa Timur, jadi gak bisa ikut takziah. Dan akhirnya alhamdulillah ada anak-anak Pak Kiai yang meneruskan untuk mengurus pesantren, yaitu Teh Ana yang masih Kuliah dan Teh Robiah yang baru lulus pesantren, jadi adik2 kembar aku bisa belajar mengaji dengan mereka. Semoga beliau dan Istrinya khusnul khotimah, diterima semua amal ibadahnya dan ditempatkan di sisi terbaik-Nya. Aamiin, Al Fatihah

Baik kembali ke persiapan Haji, selama persiapan haji ini juga selain manasik, kita juga ikut pelatihan di puskesmas dan melakukan cek kesehatan di puskesmas. Biasanya nanti ada tes urine untuk wanita, tes lari, cek gigi dan pemeriksaan kesehatan lain. Wanita wajib lhoo tes urine, karena untuk melaksanakan Haji ini tidak boleh dalam keadaan Hamil untuk menghindari resiko bahaya selama melaksanakan ibadah haji, tes ini dilakukan baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah. Dan buat wanita yang belum menikah seperti aku waktu itu, aku gak nyaranin kalian untuk konsumsi obat biar gak menstruasi, kasian kandungan kamu nanti dan dokter juga gak nyaranin karena itu bahaya. Jadi menurut aku, kita sendiri yang harus tau tanggal kalender jadwal haid kita kapan, trus konsultasiin sama dokter. Dan pasrah aja berdoa sama Allah, dan alhamdulillah aku selama Haji kemarin gak ada halangan datang bulan untuk harus bayar Dam lagi gitu selain yang tamattu.

Nah terus juga aku mau bahas soal yang Haji mandiri, sebelumnya juga aku nulis tentang KBIH. Intinya Haji Mandiri itu ketika kita melaksanakan ibadah haji atau umroh itu ya bener2 mandiri, dan waktu sebelum keberangkatan pun kita harus update nyuri2 info sendiri. Beda sama KBIH yang bener2 ibaratnya dibimbing dan di asuh dari pihak KBIH, cuma kita harus bayar lebih untuk bisa ikut KBIH ini mulai dai 2 jutaan bakan ada yang sampai 9 jutaan, bahkan saat sedang ibadah haji pun masih ditarikin uang untuk bayar misal mau di badalin gitu, dan KBIH ini biasanya dominan walaupun gak semua KBIH itu hanya mau membantu yang sesama KBIH aja (aku certain di selanjutnya kenapa aku bisa berkesimpulan seperti ini) dan yang Haji Mandiri selalu di nomor akhirkan karena ya kita kan gak bayar lebih untuk pelayanan lebih dong. Aku gak asal ngomong tentang ini karena kita memang ngalamin sendiri dan kebetulan kami berempat yang minim info ini, adalah Haji Mandiri, dan sempet kewalahan juga waktu nyiapin koper yang harus ditempel dan ditulis ini itu, bener2 yang serba mepet dan dadakan. Ada untungnya juga kita ber 4 jadi bisa saling membantu memilih haji mandiri dan ada lebih untungnya, karena kita bener2 survive apa2 tau sendiri gitu guys dan uangnya malah bisa untuk yang lain. Tapi aku gak maksud untuk nyuruh kalian yang nanti mau haji harus pilih yang mandiri, gak ada sama sekali, kalau kalian merasa butuh bimbingan lebih dan pengawasan aku saranin kalian ikut KBIH. Kita milih mandiri juga untungnya rombongan kita banyak yang juga milih mandiri selain kita ber4. Yang jelas Haji sekarang ini udah jauh lebih baik dari tahun2 sebelumnya, dan fasilitasnya akan jauh lebih baik lagi menurutku dimasa yang akan datang, dan mau mandiri atau bukan kita tetap dalam pengawasan pemerintah, jadi insyaAllah pasti ada aja nanti yang bantu kok. InsyaAllah


Disini mungkin aku akan sedikit memberikan apa aja yang harus kalian persiapkan atau bawa selama di Arab,
Untuk wanita dan pria:
1.       Koper besar, koper kecil/ cabine dan tas kecil dari kantor DEPAG, usahakan udah dikasih nama, trus stiker nomor rombongan, jadi kita waktu itu kloter 14 ( JKS-0014) rombongan 10, nama hotel selama di Mekah dan Madinah, pokoknya selengkap-lengkapnya ya.
2.       Bawa paspor, visa, dan kartu2 kelengkapan dan kesehatan dan kartu vaksin meningitis selama berangkat haji (taro di tas yang kecil ya biar gampang ambil), dompet dan uang.
3.       Bawa  hanger, handuk (bagi yang punya kulit sensitive pakai handuk sendiri, jangan menggunakan handuk hotel), underware disposable, pantyliner dan pembalut untuk wanita, wadah makan, bawa makanan, indomie, abon dan  cemilan kecil-kecil (bisa untuk bagi2 anak2 kecil di Madinah atau mekkah, atau yg suka bersih2 disana)
4.       Bawa baju ganti 4 -5pcs menutup aurat untuk ke masjid (2 baju putih untuk Ihram), baju tidur 2 pasang aja diusahakan yang Panjang menutup aurat, baju 1 pasang sepatu sandal selama perjalanan, dan 1 pasang sandal untuk pergi ke masjid, gausah bagus2, untuk laki2 bisa pakai sandal gunung, yang penting untuk alas kaki, biar gak gampang ilang bisa bawa kantong plastic untuk bawa sandalnya biar bisa dibawa masuk masjid juga, bawa tumbler untuk ambil zamzam di dalam masjid.
5.       Bawa bantal leher untuk dipesawat dan untuk bermalam di Mina atau arafah, bawa Jaket, bawa selimut (jangan yang tebal-tebal)
6.       Bawa obat-obatan pribadi, perlengkapan mandi (untuk cair jangan lebih dari 100 ml ya), perlengkapan pelembab ( kita bisa beli paket wardah untuk umroh haji yang non perfume harganya sekitar 200ribuan udah ada sunblock, sabun untuk untuk seluruh badan dan shampoo juga, sama pelembab kayak Vaseline untuk bibir dan tumit gitu, dan wadah semprotan air zamzam), perlengkapan penghangat badan (Kayak counterpain, hot cream dan minyak kayu putih, ini di butuhin banget apalagi pas selesei jalan kaki perjalanan jauh)  dan perlengkapan pribadi lainnya
7.       Gak perlu bawa setrika dan rice cooker, kita bisa beli disana, dan biasanya di hotel juga disediain heater.
8.       Pakai seragam Haji  yang sudah dikasih dan sudah kita jahit ketika berangkat dan pulang ibadah Haji.
9.       Bawa mukena, sajadah, payung, topi, tas serut dan kaca mata hitam.
10.   Bawa buku panduan haji, dan catatan titipan2 do’a.
11.   Bawa alas tikar gunung dan water bag (jadi ini bisa dibeli di toko perlengkapan gunung gitu, water bag ini berguna banget bawa air zam-zam satu liter kita bisa masukin ke tas).
12.   Bawa jarum dan benang jahit serta gunting kecil.

Bawa barang seoptimal mungkin yang kalian pasti butuhkan dan terpakai. Jangan terlalu banyak muatan karna pulang nanti kalian pasti akan membawa banyak sekali oleh-oleh. Ketika di embarkasi usahakan istirahat dengan cukup ya, ikuti arahan selama di embarkasi, dan ada sesi foto dan di sana kalian akan diberikan gelang identitas diri dan juga uang 1500 Riyal. Bagi yang kesehatannya bermasalah akan diberikan gelang tambahan berwarna oranye, dan iya kita ber 4 dapat semua, agar ada lebih perhatian khusus (tapi cuma pas awal2 aja, selanjutnya tetap mandiri karena kita buakan KBIH). Selama di embarkasi juga kalian akan dilakukan tes kesehatan kembali, untuk memastikan kita bener2 siap melakukan rangkaian ibadah Haji. Dan buat yang perempuan jangan kaget ya kalo kalian akan di tes urine lagi, dengan kondisi pintu toiletnya dibuka dan diawasi penjaga, untuk mengantisipasi kecurangan dari Jemaah haji itu sendiri (ini malu bgt sih emang).

Keesokan harinya setelah bermalam di embarkasi, perjalanan yang sesungguhnya barulah dimulai. Selama di pesawat, kita bisa liat di layer bangku depan kita rute kita sudah sampai mana, bisa main game, nonton film dan disediain headset juga, kita bisa minta ke pramugarinya.

10 Hari di Madinah


Iya aku dan Keluargaku masuk di Gelombang 1, dan kita melaksanakan Haji tamattu. Kami ditempatkan di daerah Mahbas Jin, di Hotel Elaf Grand Al Majeedi. Alhamdulillah kami dapat lokasi hotel yang sangat dekat dengan Masjid Nabawi. Di hotel kami disambut dengan pelayan hotel dengan segelas air zam-zam dan kurma sebelum masuk ke kamar hotel. Ketua Rombongan dan Ketua Regu kami juga sebelumnya sudah mulai membagi kamar, aku dan ibu ku sekamar berlima dengan ibu2 yang lain, yaitu Ibu Wati, Ibu Eliza dan Ibu Titis. Sedangkan Bapak dan Hano sekamar dengan ketua Rombongan kami yaitu Pak Baehaki.

Alhamdulillah aku dan ibu ku cocok sekamar dengan ibu2 ini. Hari2 di Madinah kami mulai melakukan ibadah sholat 5 waktu dan sholat sunnah di Masjid Nabawi, rasanya sayang sekali jika hanya sholat di kamar hotel. Kita gak perlu khawatir kehausan selama di Masjid Nabawi ini, karna setiap sisinya pasti disediakan air zam-zam, saranku kalau kita ingin berlama2 di masjid, kita bisa cukup membawa bekal makanan ringan  dan membawa tumbler untuk wadah air zamzam sembari menunggu jadwal sholat atau mengaji. Dan di Masjid ini kita bisa belajar mengaji dengan Askar disana, biasanya sudah ada jadwalnya dan ditandai gitu, atau nanti ada yang duduk terus tangannya kayak ngajak kita untuk belajar ngaji, serunya kita bisa belajar ngaji dengan orang dari berbagai negara, dan gak perlu malu, niat kita memang untuk belajar dan ibadah.

Saat di Madinah sebenarnya tiap hotel sudah menyediakan wifi, tapi kita bisa juga membeli kartu perdana yang namanya Zein kalau kita sedang diluar hotel, ibaratnya kayak kartu Telkomsel kalo di Indonesia, aku beli sekitar 50 Riyal dan nanti akan dibantu dipasangkan oleh penjualnya disana.

Ada pengalaman yang gak mengenakkan saat minggu pertama kami di Hotel, jadi pernah waktu itu (saya lupa tepatnya hari apa), khususnya kamar aku dan ibuku, tengah malem itu diketok2 oleh laki2 bertubuh besar dan berkulit hitam jumlahnya mungkin sekitar 2-3 orang, hari awal diketok2 kami abaikan, karena kami pikir sudah larut, tapi hari selanjutnya saat itu yang membukakan adalah bu Titis, beliau pikir adalah suaminya atau bapak2 dari rombongan kami, untungnya pintunya tidak benar2 dibukakan tetapi masih ada sekat rantai kunci yang hanya bisa sedikit terbuka dan hanya bener2 bisa terbuka jika rantai kuncinya kami tarik, jadi mereka tidak benar2 masuk, seketika bu Titis yang merasa gak paham langsung menutup pintunya. Selanjutnya kami mengabarkan hal ini ke grup untuk waspada dan melaporkan kepada pihak hotel karena ini sangat menggangu, dan ternyata tidak hanya kamar kami, tapi kamar Bapak saya juga, alibinya dengan alasan ingin meminjam telpon hotel dan untungnya karena merasa diawsi mereka pergi. Disana kita wanita harus selalu hati2 ya, jangan pernah sendirian, sebisa mungkin pergi dengan mahram atau dengan teman lainnya, karena kita gak tau hal apa yang akan terjadi, jadi lebih baik berjaga2.

Hal yang paling berkesan disana adalah waktu aku dan ibuku ke Raudhah, tempat ibadah dekat makam Nabi Muhammad SAW yang insyaAllah juga tempat do’a mustajab. Khusus untuk wanita kita bisa pergi ke Raudhah melalui Gate 25 atau pintu nomer 25. Alhamdulillah aku dan ibuku mendapatkan kesempatan masuk untuk ke Raudhah 3 kali. Jadwal untuk masuk ke Raudhah ini biasanya setelah subuh dan setelah isya, kalau kiranya sudah penuh, pintu untuk kita berkumpul sebelum masuk itu akan dikunci dan duduk menunggu para askar membukakan pintu menuju Raudhah. Pertama kali aku dan ibuku masuk ke Raudhah, kita gak tau kalo ternyata sudah ada jadwal masuk untuk berbagai negara, waktu itu kita masuk berbarengan dengan orang Turkey, karena kita gak tahu yang tadinya kita duduk udah paling depan biar bisa langsung masuk ke raudhah, kita diusir oleh para askar untuk duduk di belakang. Setelah pintu menuju ke Raudhah di buka, semua orang2 Turkey itu berlari, aku yang juga ikut mau berlari langsung dicegah sama ibu, katanya gak usah buru2, pelan2 saja, insyaAllah kita dapat tempat untuk sholat di Raudhah. Saat aku berjalan menuju Raudhah bergandengan dengan ibu, tiba2 aku dan ibuku melihat salah satu dari orang Turkey itu berteriak kencang sekali seperti orang kesurupan (aku nulis ini sambil merinding) dan dipegangi oleh teman2nya dan kemudian dihampiri oleh para askar, aku sama ibuku kaget, tapi ibu bilang sama aku untuk tidak menghiraukannya, ibu cuma bilang mungkin orang itu harus bertaubat dahulu sebelum masuk ke Raudhah, padahal tinggal beberapa langkah lagi untuk bisa masuk ke Raudhah, aku nangis sejadi-jadinya karena tiba2 aku benar2 merasa takut sama dosa-dosa aku sendiri, dan Alhamdulillah sekali aku berhasil sholat di Raudhah, dengan kerusuhan yang harus kami lewati dan harus berdesak-desakan, dan diantara kami ada salah satu orang Turkey yang membantu menjaga kami bergantian untuk bisa sholat di Raudhah ini. Selama di Raudhah ini usahakan kita usai sholat sunnah kita sudah mencatat do’a-do’a apa saja yang ingin kita panjatkan. Kedua kalinya ke Raudhah, alhamdulillah aku dan ibuku bisa masuk dengan lancar berbarengan dengan kelompok orang Indonesia dan Malaysia. Dan yang ketiga kalinya aku dan ibuku mengajak ibu2 sekamar kami yang belum ke Raudhah karena itu sudah mendekati hari-hari terakhir kita harus meninggalkan Madinah, yang Alhamdulillah juga berjalan lancar.


Raudhah

Selama di Madinah kita serombongan mengikuti tour keliling Madinah dan mampir dipusat penjualan kurma bersama guidenya, tapi kalau dirasa belum puas kita juga bisa kelililing kota Madinah pakai Bus City sightseeing yang lokasinya dekat Masjid Nabawi, dengan cukup membayar 25 Riyal. Nanti kita akan diberikan headset yang bisa kita tancapkan disebelah tempat kita duduk untuk bisa dengerin tournya dalam Bahasa Indonesia. Kita bisa turun di Masjid Qiblatain, dan bisa naik lagi tanpa kita harus membayar lagi. Kita bisa liat rutenya juga saat pembelian tiket, dan ada brosur juga yang bisa kita ambil untuk dibaca. Di Madinah kita juga gak perlu khawatir jika ingin makan-makanan Indonesia atau makanan lain, karena di dekat hotel juga sudah ada yang menjual. Saranku kalian harus nyoba buah plum yang dijual supermarket disini, selain murah, seger dan manis, sehat juga buat pencernaan. Cobain juga nasi kebuli disini, biar berasa pernah ke Arab gitu, hehe. Di daerah dekat Masjid Nabawi juga ada museum Al Qur’an, sayangnya kita serombongan tidak jadi masuk kesana, dan hanya foto-foto diluarnya saja. Dan kita juga ke Baqi, yaitu kuburan para sahabat Nabi dan umat lainnya. Didekat pintu Masuk Masjid Nabawi yang dekat dengan Makam Nabi dengan kubah warna hijau, biasanya ada buku-buku yang bisa kita ambil gratis dengan terjemahan Bahasa Indonesia atau kita bisa minta ke penjaganya itu. Lumayan bisa buat baca-baca atau oleh2 ilmu dirumah. Dan di dekat Masjid Nabawi juga ada pasar yang menjual berbagai macam buah dan oleh2.


BAQI 

MASJID NABAWI (Kubah Hijau adalah Makam Nabi Muhammad SAW) 

Museum Al-Qur'an 


  
Oke itu semua pengalaman ku selama di Madinah, jangan lupa untuk selalu membawa kaca mata hitam, payung, semprotan air zamzam, bawa air minum, menggunakan sunscreen dan pelembab, dan pastinya harus selalu menutup aurat terutama wanita (kita mau jalan2 atasan pakai mukena, di Arab sama sekali gak masalah disana dan biasa aja, hehe). Di hari ke 10 terakhir sebelum kita ke Makkah  untuh melaksanakan ibadah umroh dan haji, subuhnyanya rombongan kami sempatkan untuk solat dan kasih salam terakhir di Masjid Nabawi, berharap suatu hari nanti bisa ke Istana Rasulullah SAW lagi. Aamiin

Ibadah Umroh dan Haji.

Tanggal 30 Juli 2018 (17 Dzulqa’dah 1439 H), rombongan kami semua berkumpul dan bersiap menuju Makkah dengan semua koper yang sudah diangkut. Perjalan dari Madinah ke Makkah itu sekitar 7-8 jam. Dan Kita mengambil Miqat dulu untuk melaksanakan Umroh, sekali lagi kami mengikuti Haji Tamattu yaitu umroh dulu baru haji (keterangan tentang ihramnya udah aku jelasin di part persiapan haji yaa). Kita juga mengunjungi tempat penyembelihan hewan kurban, sebelum sampai di Mekah. Sampailah kita di Mekah, dan disinilah perbedaan haji mandiri dan KBIH mulai terlihat. Kita tiba di Hotel Maasaat Al Aseel daerah Mahbas Jin dengan kode hotel 608. Nah, harusnya kita di Kode 607. Jadi ceritanya, karena rombongan haji mandiri itu selalu di nomor akhirkan (kita yang mandiri mendapat banyak hal ketidak adilan), rombongan KBIH itu sebenernya sudah lebih dulu sampai di hotel itu, tapi karena rombongan KBIH itu melihat kamar hotelnya bagi mereka kecil dan merasa tidak sesuai, mereka tanpa babibu memutuskan untuk menukar kode rombongan kami yang di hotel kode 607, dan tentunya itu dari oknum KBIHnya. Jadi kalau udah kayak gini kembali lagi ke prinsip awal, yaitu kita harus sabar.

Kemudian kita mulai melakukan serangkaian ibadah umroh, untuk pertama kalinya aku mulai memasuki Masjidil Haram, dan rasa deg2an takut mulai berasa kembali seperti waktu mau ke Raudhah, tapi ini lebih hebat rasanya, aku cuma takut gak bisa lihat Ka’bah, karena aku banyak mendengar kisah orang-orang yang katanya ada yang gak bisa lihat Ka’bah. Dan saat masuk Masjidil Haram karena kita harus melakukan tawaf, alhamdulillah aku nangis sejadi-jadinya melihat Ka’bah, haruu banget rasanya, gak berhenti ucap syukur dan berdo’a. Kemudian kita melakukan Sa’I dan tahalul, dan kembali ke Hotel. Ibadah umroh ini kita laksanakan malam hari, untuk menghindari kepadatan jamaah di Masjidil Haram.

Ada berita duka menjelang hari Haji dimana salah satu penghuni hotel kami dari kloter daerah lain harus pulang terlebih dahulu ke Rahmatullah, beliau ini meninggalkan istrinya yang hendak menjalankan ibadah haji bersama, dari cerita yang saya tau almarhum ini sebelumnya mengetuk kamar2 teman-teman rombongannya untuk melaksanakan shalat subuh di Masjidil Haram, namun saat baru mulai mengucapkan takbir untuk memulai subuh di Masjid, almarhum terjatuh, siapa sangka bahwa beliau ternyata membangunkan teman-temannya untuk menyolatkannya, kabarnya saat itu sang istri tetap akan melanjutkan ibadah haji dengan support komunikasi jauh dengan anak-anaknya dan juga teman-teman rombongannya. Memang yang paling dekat dengan kita sesungguhnya adalah kematian.

Lanjut, berbeda dengan hotel saat di Madinah, hotel di Mekah yang kami tempati ini menyediakan mesin cuci dan jemuran, bedanya kamar mandi waktu kami di Madinah lebih luas dibandingkan dengan kami di Mekah, disini hanger baju, jepitan jemuran dan kode nama di setiap baju kita akan sangat berguna agar tidak tertukar maupun hilang, karena Jilbab besar pink aku yang dikasih ibu lenyap entah kemana. Maka disini kita belajar yang namanya Ikhlas. Dan di hotel ini aku dan ibuku memiliki teman sekamar yang berbeda dari yang sebelumnya saat di Madinah, kami sekamar dengan Ibu Mar’ah, Ibu Neni, dan Ibu Cicih. Lalu Bapak dan Hano sekamar dengan suami-suaminya. Selama sebulan kami tidur bersama banyak pelajaran yang saya dapatkan, seperti menghargai orang lain dan ternyata menurut aku setelah diperhatikan bagaimana kita itu mencerminkan pasangan kita, sayangnya ya aku cuma yang merhatiin saat itu karena cuma aku sama kembaran aku doang yang gak ada pasangannya. Hehe (mohon doanya yaa).

Untuk menuju Masjidil Haram dari Hotel, kita harus melewati pendestrian tunnel/ pendestrian crossing  dari hotel menuju bus sholawat. Gunakan masker, bawa payung, semprotan zamzam dan pelembab menuju Masjidil Haram. Manfaatkan kesempatan untuk selalu sholat di Masjidil Haram karena pahalanya 100 kali lebih baik dari pada sholat di Masdjid lainnya. Selama musim haji ini, tentunya akan banyak sekali jamaah yang ke Masjidil Haram, kita harus pintar mengatur waktu yang tepat saat pulang dari Masjidil Haram untuk mengantri bis ke hotel, agar tidak berdesak2an, dan akan ada para penjaga pintu yang akan membatasi jamaah untuk naik bis keluar dari masjid, disarankan seusai sholat magrib. Jangan kaget kalau selama di Masjid Nabawi maupun di Masdjidil Haram seusai sholat fardu pasti akan nada sholat mayit selama musim haji ini, bahkan saat usai sholat subuh kami juga beberapa kali melihat angkutan khusus yang membawa para jenazah, itu yang aku rasakan selama disana, betapa kematian memang benar2 dekat. Di Mekah ada tempat makan yang terkenal seperti KFC, namanya AL BAIK  tersedia di Jabal Omar Mall, bukan di Zamzam tower.

Dari rombongan kami, saat akan melaksanakan haji, terpaksa kami terpisah di awal, karna aku sekeluarga ber4 dan beberapa teman lainnya ingin melakukan nafar sani (tarwiyah di Mina), sedang kan yang lain menginginkan nafar awal (langsung ke Arafah). Sempat ada sedikit perdebatan terutama dengan ketua kloter, yang kesannya menyudutkan orang-orang yang ingin melakukan tarwiyah dan nafar sani dengan mengirimkan foto2 jamaah haji yang meninggal dulu yang menurut kami sangat tidak pantas untuk disebarkan apalagi dengan kondisi haji saat itu fasilitas jauh lebih baik, bahkan rombongan kami yang tidak ikut nafar sani pun membela kami, yang jelas disini kami hanya ingin melakukan sunnah tarwiyah apa yang dilakukan oleh Rasul, karena Rasul melakukan tarwiyah dan nafar sani. Dan untuk kami melakukan tarwiyah pun awalnya dipersulit, bis untuk kami melakukan tarwiyah bermalam di mina sangat larut datangnya, tapi alhamdulillah kami tetap bisa melaksanakan tarwiyah. Disini bisa terlihat bagaimana kebijakan dan tanggung jawab pihak panitia Haji.

Sesampainya kami di Mina, kami ditempatkan di tenda maktab 22, silahkan untuk mengingat ancer2 dan lokasinya. Selama disini, lakukan kegiatan dengan banyak ibadah, seperti dzikir dan membaca Al Qur’an. Ketika bermalam di Mina kami sempat mengalami badai pasir yang kencang, dan ada beberapa tenda yang roboh. Alhamdulillah Allah SWT masih menjaga kami dan memberi keselamatan. Keesokannya harinya kami menunggu bis ke Arafah untuk melakukan wukuf. Tentunya sudah dengan menggunakan pakaian Ihram ya, kita bisa menyikat gigi dengan menggunakan siwak atau sikat gigi tanpa pasta gigi. Tempat kami diturunkan di arafah letaknya cukup jauh dengan lokasi maktab kami untuk melakukan wukuf, jadi kami harus berjalan kaki menuju tenda maktab kami. Sebelumnya untuk kita tau maktab kita dimana, kita akan diberikan kartu, dan tidak boleh hilang, dan untuk memastikan benar bahwa kita jamaah yang akan melakukan wukuf di arafah. Di arafah ini lokasi kami ada di Tenda Maktab 33.

Wukuf di Arafah merupakan puncak ibadah haji. Selama di Arafah perbanyak ibadah, berdoa, dan dzikir. Solat disini juga dianjurkan untuk di jama, karena berdoa di Arafah sangat diutamakan. Hindari mengobrol, perbanyak berdo’a, jaga aurat jangan sampai terlihat. Tenda di Arafah ini sebenernya sudah menggunakan blower pendingin dengan air es, hanya saja karena suhu di Arafah ini sangat panas, air blower ini cepat habis. Saya ingat pesan bude saya yang sudah pernah melaksanakan ibadah haji, sebisa mungkin selama kita ibadah haji ada amalan-amalan yang bisa kita kerjakan (kami juga sempat mendapatkan arahan dari pakde bude kami yang sudah pernah haji ini ketika lebaran di Jogja). Ketika itu banyak yang mengeluhkan panasnya tenda, diluar tenda pun juga panas bukan main, akhirnya aku coba berinisiatif mengumpulkan botol-botol bekas lalu aku mengambil air keran di dekat kamar mandi dekat tenda, pikiran ku saat itu, yang paling muda disitu adalah aku, maka aku harus memuliakan mereka yang lebih tua dari aku, walaupun air yang aku dapat tidak dingin, paling tidak cukup untuk menyejukkan ruangan tenda kami, tidak ada yang membantuku, tapi semoga Allah Ridho dengan apa yang aku lakukan saat itu, baru setelahnya aku rasa cukup, aku lanjutkan untuk berdo’a, selama di Arafah tentunya kita di berikan makan dan minum.

Hingga malam kami berada di Arafah, kami menunggu giliran untuk ke muzdalifah untuk mengambil kerikil yang akan digunakan untuk melempar jumroh. Nah, ketika di Muzdalifah ini, energi kami benar-benar terkuras abis. Harus melewati malam disana, dan menunggu antrian bis untuk kembali ke Mina. Sebenarnya mungkin kalau kalian yang nanti haji lalu ke muzdalifah, kalian jangan terfokus untuk bermalam di Muzdalifah, ada beberapa jamaah yang hanya mengambil batu di Muzdalifah kemudian langsung naik bisa tanpa menunggu antrian, yang penting melewati jam 12 malam. Di Muzdalifah istirahat kami benar2 tidak cukup, dengan udara malam dan berpasir, begitu lama dan banyak yang mengantri untuk mendapatkan bis. Ketika sampai di Mina pun, kita masih harus berjalan kaki sekitar 3-7 km tergantung penempatan maktab kita di Mina sebelah mana.

Sesampainya di Mina, kemudian kami lanjut persiapan untuk melempar jumrah aqobah, selanjutnya tergantung dari kesepakatan rombongan ingin melakukan nafar sani atau nafar awal. Jalan untuk menuju lempar jumrah ini juga cukup jauh. Benar-benar harus menyiapkan mental dan fisik yang kuat. Setelah melempar jumroh kemudian kami berencana melakukan tawaf ifadah, karena kebetulan melewati hotel kemudian kami mau mampir untuk mandi bersih-bersih dulu (sudah boleh ya ini). Kemudian baru kita bisa melanjutkan lempar jumrah tergantung nafar awal atau nafar sani, yang tentunya bermalam dulu di Mina. Ada yang menarik selama kami berjalan menuju hotel, ada penjaga arab tiba2 memanggil kami dan menunjuk seorang ibu yang sepertinya tersesat sambil terus menangis, dan maaf kaki ibu ini sedikit pincang saat kami bertemu, beliau ini adalah jamaah Haji plus, yang terpisah dari rombongannya. Waktu itu hanya ada kami berempat dan Ibu Cicih dengan suaminya, kami memutuskan untuk membantunya, tapi ketika kami bertemu dengan ketua kloter kami ketika sedang berjalan untuk mengantarkan ibu yang tersesat ini, ketua kloter ini tidak mau tahu, dan berkata itu bukan tanggung jawabnya, dan terus melanjutkan jalannya dengan rombongan KBIHnya. Kebetulan ibu ini membawa HPnya, kemudian kami coba menghubungi anaknya, kemudian anaknya menyuruh kami untuk menghubungi ustadnya, lucunya lagi, ustad yang kami hubungi ini pun terkesan tidak mau bertanggung jawab, dengan dalih dia tidak boleh keluar dari tenda, padahal jelas itu tanggung jawabnya, apalagi ibu ini adalah Haji Plus, yang kami tau itu adalah haji eksklusif yang membayar lebih mahal sekitar ratusan juta dibanding haji pada umumnya. Alhamdulillah akhirnya selama perjalanan, kami menemukan sekelompok panitia Haji, dan kami serahkan ibu ini pada mereka. Disini aku belajar tentang ketulusan. Anehnya, kami yang merasa terpisah dari rombongan, dan memilih membantu ibu yang tersesat, malah lebih dulu sampai hotel dibandingkan teman rombongan kami lainnya. Kami hanya mengucap syukur Allah meringankan jalan kami.

Setelah sampai hotel, membersihkan diri, kemudian melakukan tawaf ifadah di Masjidil Haram, disini karena sudah tidak ada bis sholawat maka kami harus berjalan kaki ke Masjidil Haram sekitar 3 Km. Setelah itu, kami berencana untuk kembali lagi ke Hotel lalu lanjut kembali ke Mina untuk bermalam disana untuk melempar jumrah melakukan nafar sani, butuh berjalan dari hotel ke Mina sejauh kurang lebih 13 Km. Dan saat perjalanan menuju mina dari hotel ini, tiba-tiba ibu jatuh sakit dan pingsan dijalan. Jangan ditanya rasanya gimana, jelas panik. Disaat seperti ini kita harus tetap tenang, dan jangan sampai tersulut emosi. Beberapa kali kami coba mengehentikan ambulan, dan alhamdulillah ada ambulan yang mau berhenti, katanya ambulan itu panggilan orang, tapi alhamdulillah ibu ku tertolong lebih dahulu, jadi dalam ambulan itu ada ibu ku dan jamaah lain yang sakit. Ibu memang mengeluhkan sakit seperti tertusuk didadanya, mungkin jantungnya, kemungkinan karena memang kelelahan, karena kami terus berjalan selama proses rangkaian haji ini. Pihak Ambulan saat itu hanya mengijinkan satu orang untuk menemani ibu. Dan aku memilih Hano saudara kembarku untuk menemani ibu ke Rumah Sakit, dan aku tetap berjalan sama bapak menuju maktab kami di Mina dan melakukan lempar jumrah. Sepanjang jalan aku hanya bisa menangis, takut kalau ibu kenapa2, dan saat bersama bapak kami merasa tidak sampai2 ke maktab, bertanya ke orang Arab mereka tidak paham, kaki ini udah melepuh rasanya, sakit bukan main, berkali-kali aku minta bapak buat istirahat, tapi semakin dibuat istirahat makin berasa sakitnya, jalan sejauh belasan kilometer, sampai pincang rasanya, sampai akhirnya kami bertemu jamaah Indonesia dari kloter lain, dan kami berjalan bersamanya, 3 jam sampai akhirnya aku dan bapakku sampai di maktab. Sampai maktab, hampir semua menanyakan dimana ibu, dan aku malah nangis sejadi2nya sambil dipeluk sama Ibu Cicih, katanya aku demam, tapi aku sendiri kayak gak karuan rasanya, sedih karena ibu masih di RS waktu itu dan kaki ku yang bener2 udah gak ada rasanya. Keesokan harinya, alhamdulillah ibu sudah ada di Hotel, aku dan bapak tetap harus melempar jumrah, karena aku harus membadalkan ibuku, dan bapakku membadalkan Hano. Dan Saat itu aku langsung disuruh pulang ke hotel, dan waktu di hari terakhir lempar jumrah gantian bapak sama Hano yang badalin aku sama ibu. Alhamdulillah selesai sudah rangkaian Haji saat itu. Tinggal melakukan tawaf wada atau tawaf perpisahan sebelum kami pulang ke tanah air lagi. Saranku, untuk hal lempar jumrah ini, kalian jangan terfokus untuk bermalam kembali ke maktab di Mina, gak masalah tidur di pinggir jalan, yang penting kalian masih di mina, dan bisa bermalam disana, cukup membawa alas dan perlengkapan secukupnya, dari teman sekamar bilang yang melakukan itu, nanti ada aja gitu orang yang nyamperin ngajak ngobrol bahkan sedekah makanan.

Seusai ibadah haji, kita baru bisa jalan2 di Mekah. Mulai dari Masjidil Haram, kita bisa ke perpustakaannya, disana kita bisa minta buku tentang Agama Islam dengan terjemahan Bahasa Indonesia lengkap dengan CDnya, butuh bolak balik kalau kalian mau bawa buku-buku itu pulang. Dan sebelum pintu masuk, di deket gerbang biasanya juga ada sudut2 tempat yang ada penjaganya buat bagiin buku2 bagus, bilang aja “Indonesia”, mereka pasti langsung paham dan ngasih buku buat kamu. Hotel yang di Mekah juga menyediakan buku gratis lhoo waktu pertama kali kita datang, dan kita bisa ambil lebih kalau buku itu masih sisa, biasanya ada di receptionist. Terus kita bisa juga jalan-jalan di Zamzam tower, zamzam tower ini dalamnya selain ada shopping center juga ada hotel untuk penginapan para Haji Plus, jadi tau kan bedanya, akses mereka sangat dekat untuk ke Masjidil Haram dan ibadah Haji mereka pun biasanya cuma 2 minggu, beda sama yang umum harus sebulan lebih. Di Zamzam tower ini kalau kalian perhatiin pintu ujung setiap lantainya juga ada sudut yang menyediakan buku, kebetulan waktu itu aku gak ada penjaganya dan main langsung ambil aja gitu, lupa sih tepatnya lantai berapa, butuh muter2 gitu, ya kalau rejeki pasti dapat.

Di Mekah, waktu itu cuma aku sama ibuku yang jalan-jalan ke museum masjid Nabawi dan masjidil Haram nama tempatnya “Exhibition of The Two Holy Mosque Architecture”, disana kita bisa liat miniature masjid Nabawi dan peninggalan tulisan-tulisan Alqur’an jaman dulu, serta alat-alat lainnya. Terus di Mekah kita bisa juga belanja ke pusat peberlanjaan oleh2 mulai dari kurma, tikar, sajadah, jilbab dan oleh2 haji lainnya. Di Mekah juga ada toko emas arab, yang katanya lebih murah dibanding beli di Madinah.

Di Mina 

 Jalan menuju Masjidil Haram dari Hotel

 Untuk KALUS di Masjidil Haram

Museum Masjid Nabawi dan Masjidil Haram



Persiapan Pulang ke Tanah Air

Nah, waktunya persiapan pulang. Hari yang sudah ditunggu-tunggu tentunya adalah kembali ke tanah air. Kalau kita sudah puas dengan membeli oleh-oleh untuk pulang ke tanah air, perhatikan juga koper kita berapa untuk muatannya. Kapasitas untuk koper besar kita hanya dibatasi 30 Kg/orang untuk bagasi pesawat, lebih dari itu harus dikeluarkan kelebihannya. Atur isi koper kita setiap selesai membeli oleh-oleh haji. Alhamdulillahnya, karena kami ber4, kami bisa membagi oleh2 kami ke 4 koper, jadi hemat gak butuh dikirim pakai Cargo. Kalau kita mau kirim pakai cargo, usahakan sudah membeli oleh2 sebelum ke Mina. Karena kalau setelahnya, paket baru akan sampai setelah kepulangan haji, dan dikarenakan pesawat juga akan lebih mempriotitaskan untuk kepulangan haji.

Usahakan setiap koper terisi sempurna, kita bisa mengakalinya dengan mendudukinya sampai kempes pelan-pelan dan koper bisa ditutup dan digembok. Sebenarnya kita tidak diijinkan membawa air zam-zam, karena saat tiba di tanah air, ketika di embarkasi kita akan diberikan air zam-zam perorang 5 Liter. Nah, buat kita yang mau mengakalinya, kita bisa menggunakan botol2 plastik air minum yang sudah di isi air zam-zam, kemudian botol2 yang sudah berisi air zamzam itu kita  bungkus pakai aluminium foil habis itu kita rekatkan dengan lakban, setelah itu selipkan diantara kain-kain atau pakaian, aku sudah mencobanya dan lolos X-ray, hehe.

Jangan lupa untuk Tawaf Wada ya sehari sebelum pulang, kalau sudah tawaf ini, kita tidak boleh ke masjidil haram lagi. Sesampainya di Bandara, kita menunggu jadwal keberangkatan pesawat cukup lama, carilah tempat senyaman mungkin yang tidak terlalu panas. Pastikan cek kembali koper dan tas yang akan di bawa di cabin, karena koper2 besar tentunya sudah diangkut lebih dulu dan diurus oleh para panitia haji. Jangan pernah membawa air zamzam di tas koper cabin, pasti ketauan, usahakan cukup 1 koper cabin, 1 tas gendong dan 1 tas kecil yang kita tenteng, jangan lebih dari itu, karena bener2 akan diperiksa, dan dicek bawaannya. Ketika cek in itu juga nanti akan diberikan Al Qur’an cetakan asli buatan arab, yang akan diberikan per orangnya 1 buku. Menurutku bukan sebuah kebetulan kalau kami pergi ber4, terutama aku dan hano yang sepertinya memang sudah jalannya juga disuruh menjaga orang tua kami dan harus lebih sabar dan mengerti mereka. Pokoknya selama ibadah ini, kita harus menjaga hati kita dengan baik.

Alhamdulillah sampai di Bandara tanah air, kami langsung disambut sama Pelangi yang indah banget.

Mungkin ini aja yang bisa aku ceritakan, jika ada kesalahan dalam penyampaian penulisannya ini silahkan boleh di koreksi, dan sangat menerima sekali kritikan yang membangun. Sekali lagi aku membuat kisah ini, hanya untuk sebagai bahan pelajaran yang sekiranya bisa bermanfaat bagi yang membacanya.

Wassalammu’allaikum. Wr. Wb


Dibandara Arab Saudi




Kado 40 Hari di Negara Timur Assalammu’allaikum wr.wb.. Bulan ini tepat setahun kepulanganku dari tanah suci dan menjelang ...